Powered by Blogger.

Pages

  • Home
  • Me Talking About Myself

aware


  • It's hard to say goodbye to this city where I was so (un)happy and which I love so much. Moved to Surabaya had been a wonderful experience. It’s good for me to be in a different city and expand my horizons. For my first few years in the city, the place fit me like a glove: I loved the city's energy and fast pace. Masih gak percaya aku udah menghabiskan waktu 4 tahun di Surabaya, dan akhirnya saatnya balik ke rumah tercinta. Sejujurnya aku masih gak nyangka aja kenapa dulu bisa berakhir di Surabaya lol. Dulu gak ada rencana sama sekali untuk pindah ke kota ini, boro-boro mau tinggal di sini, kepikiran daftar kuliah di sini aja gak pernah. Tapi ya takdir berkata lain akhirnya aku harus menghabiskan 4 tahun hidupku di sini *wow. Setelah pengumuman keterima di ITS, terus cepet banget harus pindah ke Surabaya pokoknya pindahan gak sampe 2 minggu, langsung beli tiket, dan cari kosan. Words I never thought I’d say that time: “is it time for me to leave Bogor?” Cause I knew I wasn’t ready.

    Banyak hal sih yang aku takutin waktu pindah kesini, gimana ya lingkungannya, gimana ya orang-orangnya, I was so nervous. Walaupun dulu udah pernah ngalamin hal ini di SMA (karena dulu TK-SMP di Tangerang Selatan dan SMA pilih di Bogor), tapi pindah ke kota baru dan lingkungan baru bukan perkara mudah. Kita bener-bener jadi orang baru di sini, gak kenal siapa-siapa. Tapi lama kelamaan Surabaya udah kaya rumah buatku, sampe kadang bingung mendefinisikan arti “pulang”. Karena di sini aku juga punya orang-orang terdekat yang aku temui tiap harinya, yang kalau gak ketemu mereka kok rasanya kangen ya. Orang-orang ini yang membuat Surabaya terasa seperti “rumah” kedua buatku.

    Hari ini aku mulai mengulang momen pindahan (lagi), seperti 4 tahun yang lalu saat aku harus meninggalkan rumah dan memenuhi tanggung jawabku di kota ini. Surabaya banyak mengubah pola pikir dan sikapku. Aku belajar untuk lebih bertanggung jawab sama diriku sendiri di sini. Mungkin buat sebagian orang gak diawasin orang tua dan tinggal jauh dari orang tua adalah sebuah kebebasan. Tapi buatku itu adalah sebuah tanggung jawab. Bahwa aku siap tinggal jauh, menjaga kepercayaan orang tuaku, dan mengurus diriku sendiri di sini, dan menjaga kepercayaan orang tua adalah bagian yang paling sulit. My mom once told me, orang tua mungkin gak akan tahu semua kegiatan dan apapun yang aku lakukan tiap detiknya, tapi orang tuaku punya “CCTV” yang siap 24 jam melihatku dimanapun dan kapanpun, ya ada Allah yang siap menjaga dan melihatku, karena itu juga orangtua ku tenang melepasku di Surabaya (padahal dulu aku marah-marah kenapa orang tuaku segitu gampangnya ngelepas anak perempuan satu-satunya buat merantau kesini, sedangkan anak laki-lakinya semuanya sekolahnya deket L).

    Momen pindahan ini bikin aku jadi inget momen-momen yang aku habiskan di kota ini. Jadi inget pertama kali pindah kesini, pertama kali melihat ITS dan gedung PWK lol, pertama kali nyobain penyetan, pertama kali denger “terang bulan” (re: di rumah taunya martabak manis), pertama kali kenalan sama temen-temen angkatan, pertama kali ikut kepanitiaan di kampus, pertama kali digonceng Auke lol, dan momen-momen pertama lainnya, yang tanpa sadar ternyata itu momen pertama dan terakhir di sini. Gak akan ada momen-momen seperti itu lagi.

    My friend tell me that the things you’ll miss about a place will sometimes be the silliest, and smallest things. Surabaya mungkin bukan kota yang dingin seperti Bogor, Surabaya mungkin gak punya lumpia basah, Surabaya mungkin gak punya hujan dari pagi sampe malem, Surabaya mungkin bukan kota sejuta angkot. Tapi aku bakalan kangen sama kota ini, kangen sama ITS, segitiga bermuda ITS (Gebang, Keputih, Mulyosari), penyetan di keputih, nasi uduk bu lala, pecel pak djito, nasi padang gebang, sate ayam BNI, laundry di Gebang, print-printan Mitra Jaya, parkiran PWK, dan panasnya+sumuknya Surabaya. No matter how excited I am to go back home, leaving this city is still a decidedly emotional moment. See you Surabaya!



    Continue Reading

    Finally got my bachelor degree after 4 years of struggling. Alhamdulillah sidang pembahasan, sidang ujian, revisi, yudisium sudah terlewati. Sekarang aku masih “menikmati” masa-masa menjadi pengangguran sambil menunggu waktu wisuda *gak tahu mau seneng apa sedih*. Kilas balik sedikit *cie yang tadinya aku pikir aku bakalan punya waktu luang banyak karena tinggal TA doang ternyata salah besar. Justru hari-hari selama 6 bulan terakhir isinya TA semua. Aku bahkan sampe “puasa” nonton drama korea demi bisa nyelesein TA L I know the struggle was real.

    Belum lagi selama sebulan pertama stress bgt karena masa-masa survei dan mencari responden yang jumlahnya bukan puluhan tapi ratusan. Kayaknya kalau gak dibantu surveyor bisa tewas duluan sebelum sidang. Menurutku masa-masa mencari responden ini adalah masa paling sulit dan paling lama selama ngerjain TA. Aku bahkan sampe sering banget nangis dan nelpon Kezia atau Auke. Tapi setelah sebulan berkutat mencari responden akhirnya selesai juga dan dapet tuh 230 responden yg surveinya bikin mau mati. 2 minggu terakhir aja akhirnya aku nyerah dan ngasih semuanya ke surveyor.

    Masa-masa sulit selanjutnya.. bukan sulit sih tapi lebih ke males adalah merekap kuesioner. Ini progress lama banget sampe pengen bayar orang aja buat ngerekap kuesioner, tapi namanya mahasiswa tetep aja ujung-ujungnya untuk menghemat pengeluaran ngerekap sendiri hehe. Anyway thanks to Kezia yang udah bantu ngerekap kuesioner. I owe you a lot kez.

    Nah masa-masa ngerjain TA ini juga kadang kita sampe gak sadar sama kesehatan kita sendiri. Disaat orang-orang progress nya udah pada jauh, aku pakai segala sakit DBD dan dirawat di rumah sakit selama seminggu huhu. Untungnya punya dosen pembimbing sangat pengertian. Setelah drama masuk rumah sakit itu akhirnya aku ngebut banget ngerjain analisis, aku selalau jadwalin asis minimal seminggu sekali, dan untungnya dosen pembimbingku bener-bener ngebantu banget dari ngasih pencerahan saat bingung-bingungnya sama alat analisis sampe sidangpun dibantu banget. Couldn’t ask a better advisor deh, dan terlebih lagi punya teman-teman yang support banget selama pengerjaan TA ini.

    Pokoknya ngerjain TA itu yang penting rajin aja sih. Aku selalu jadwalin tiap hari buka file TA entah ngutak-ngatik analisis atau benerin BAB 1-BAB 3. Sejujurnya yang aku rasain banget selama ngerjain TA ini musuh kita adalah diri kita sendiri. Finding motivation in seeing others motivated. Iya apalagi kalau udah muncul rasa males ngerjain TA…. rasanya nyalain laptop aja susah banget. Jadi aku juga selalu usahain begitu mood ngerjain TA muncul aku gak akan berhenti ngerjain, mungkin bisa dari pagi sampe malam.  Soalnya begitu berhenti udah deh wassalam malah nonton drama korea lol. Selain itu kita gak perlu panik melihat progress orang lain, aku selalu percaya semua orang punya zona waktunya masing-masing, yang cepet ngerjainnya juga belum tentu lebih baik dari orang yang lebih lama ngerjainnya. Take your time J. Satu lagi yang paling penting “malu bertanya sesat di jalan” itu adalah pepatah yang bener banget, jangan malu bertanya sama dosen pembimbing, senior, atau temen saat kita lagi buntu ataupun kesulitan. Jujur aku udah sering banget gangguin dosen pembimbing, senior yang sekiranya topik TA nya sama kaya aku, sampe temen jurusan lain yang ngerti banget sama regresi lol. Mereka bener-bener membantu banget saat aku tersesat di lautan TA. These past 4 years have flown by so fast. I couldn't have done it without these people. Thank you!
    p.s : Post ini dibuat setelah sidang maaf baru dipost sekarang.








    Continue Reading









    Continue Reading

    Hello my forgotten blog. I know it's been 10 months since I talked to you, but let's do a quick update today. Things have been so busy around here. Life is good though. Just an information, this post is gonna be super random.

    Random #1 - Jadi selama 2.5 bulan (dari akhir Mei-pertengahan Agustus) kemarin aku baru aja menuntaskan kewajiban kerja praktek. Akhirnya aku memilih kerja praktek di Bandung, tepatnya di PT. Studio Cilaki Empat Lima. Alasannya biar bisa jalan-jalan di Bandung lol. Intinya kerja prakteknya seru banget, diajak survei ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dapet uang saku, dan dapet banyak ilmu, ya walaupun ikut lembur juga pas ngerjain laporan dan presentasi. Banyak kenal teman-teman baru dari ITB, dan Itenas Bandung. Udah gitu kerja prakteknya bareng sama 9 orang (Ali, Adi, Endy, Afif, Kezia, Dian, Icha, Nisol, Auk) yg super duper seru, yg hobinya jalan-jalan, belanja di Borma, wisata kuliner dari makan sate padang depan Unpad, makan soto padang (yang kata Adi sebenarnya gak pernah ada soto padang), makan iga, makan mie, makan serabi. Intinya kerja prakteknya seru. 

    Random #2 - As I mentioned I've been super busy with my college life. Sekarang udah memasuki tahun terakhir perkuliahan, I know it's cliche to say this, but time really does fly. Masih gak percaya aja kayaknya kemarin baru jd mahasiswa baru, terus sekarang udah sidang seminar dan udah officially jadi mahasiswa tingkat akhir! Semester kemarin bisa dibilang banyak jatuh-bangunnya, pokoknya all about this seminar-thing has taken up a lot of my time. Mulai dari asistensi awal mikirin penelitiannya mau apa, milih dosen pembimbing, terus nyusun bab 1, bab 2, bab 3, sebagian bab 4, desain survei dan kuesioner (dalam kurun waktu 9 minggu), asistensi yang dijadwal setiap minggunya, sampe sidang kemarin bener-bener nguras otak dan tenaga. Kaya kuliah rasanya cuman seminar doang, padahal masih ada mata kuliah lain yg diambil. Tapi Alhamdulillah seminar sudah terlewati, dan semua usaha di semester 7 terbayarkan. Anyway sidang seminar tidak seseram yang dikatakan orang-orang, awalnya emang super deg-degan banget pas mau sidang, dan aku kebetulan dapet jadwal sidang hari terakhir, jadi deg-degannya lama banget selama seminggu itu. Sidang seminar kalau menurutku lebih banyak menerima masukan dari dosen penguji dan dosbing juga, jadi kita tau kelemahan penelitian kita apa, dan gimana ngatasinnya supaya pas lanjut TA (Tugas Akhir) kita gak menemukan kesulitan. Btw revisinya cukup banyak abis sidang seminar.

    Random #3 -  Sekarang umur udah 22 tahun, mau ngapain ya di tahun ke 22 ini? :( still have no idea, cuman fokus untuk meraih gelar sarjana dulu sekarang, dan pengen banget jalan-jalan entah kemana. Travelling sounds good right now.

    Random #4 - The last 2 months have been a series of ups and downs, but somehow he has kept me sane. I can say that our relationship is going well. I'm extremely glad that he stumbled into my weird little life and became such a big part of it. I just want to thank him for being so patient with me, especially when I'm being stubborn and refuse to admit that I'm wrong (even though I definitely am) lol. 

    Random #5 - I decided to post every week on this blog. Karena semester 8 ini bener-bener cuman Tugas Akhir doang jadi rencananya aku mau bikin semacam jurnal TA, post tentang kegiatan sehari-hari pas aku nyusun Tugas Akhir gitu. I plan on posting it every Friday. Semoga kalian gak bosen ya bacanya hehe.

    I think I'm done. If you made it to the end of this random post......congratulations! lol. 
    Continue Reading








    Summertime is always the best of what might be


    Continue Reading
    Older
    Stories

    The Owner

    The Owner

    Follow Us

    • facebook
    • twitter
    • instagram

    Labels

    Books To Read College Life daily activities Jalan-Jalan Personal Photography

    Recent Posts

    Most Popular

    • BWP (terpencil) Grati
    • Momen Pindahan

    Blog Archive

    • October 2017 (1)
    • September 2017 (1)
    • March 2017 (1)
    • January 2017 (1)
    • January 2016 (5)
    • September 2015 (1)
    • August 2015 (6)

    Pinterest

    Bella Shintya

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top