2 0 1 5 : The Turning Point

January 02, 2016


Memasuki tahun baru selalu identik dengan resolusi dan "new me". Tapi buatku tahun baru bukanlah sesuatu hal yang menjadikan kita "baru". Ini adalah saat dimana kita akhirnya mengosongkan gelas kita untuk pengalaman-pengalaman baru di tahun berikutnya. Buatku tahun 2015 menjadi turning point of my life, I made a huge decision and it was the most difficult decision in my life. I started wearing the hijab in the early 2015, just few weeks after I turned 20. Pertama-tamanya iseng ke kantor ibuku pakai hijab (yang asal-asalan), lalu mulai mantap setelah itu mau kemana-mana pokoknya harus pakai hijab. 

Gak ada yang menyangka bahkan orang tuaku pun bisa dibilang kaget (mereka gak pernah memaksaku untuk memakai hijab atau apapun itu), bahkan bisa dibilang aku sendiri juga kaget sama keputusanku, tapi ketika hati sudah mantap menjalaninya, apa lagi yang perlu diragukan kan? dan Alhamdulillah gak ada kata menyesal sama sekali. Malah aku merasa semenjak aku berjilbab semua terasa mudah. 

Since then, many people have asked me why I decided to wear the hijab. My answer was always "because I felt ready and I wanted to", which is easier than to explain the multi-faceted reasons why I made up my mind to wear the hijab. It was one fine morning, when suddenly I woke up and told myself, "today is the day". It felt like someone told me "you go out with it and you never remove it". Truthfully, it wasn't just one single, simple reason, but combination of things that made me realise that this was something I had to do, and which I decided to embrace.

Pertama-tama menggunakan hijab ke kampus emang rasa nya "aneh". Temen-temen di kampus juga banyak yang kaget dan seneng ngeliat aku pake hijab. Orang-oramg terdekatku mulai dari keluarga sampai teman-teman dekatku Alhamdulillah mendukung banget keputusanku ini. I'm so grateful to have them in my life. One thing that opened my eyes a lot was that people will treat you differently when you're in hijab. The crude jokes stop, and guys seem more respectful. Strangers seem to naturally have different first impression of me too. 

Banyak orang yang bilang "mendingan hatinya aja di jilbab dulu, baru luarnya". Kalau menurutku justru ketika kita berjilbab dari luar nya, hati dan perilaku itu akan mengikuti juga. Keraguan itu pasti ada tapi bukan berarti itu penghalang, justru dari keraguan itu bisa memperkuat niat kita. Kadang kalau lagi jalan-jalan gitu aku juga suka ngerasa iri liat orang lain yang punya rambut "badai". Tapi aku inget lebih baik cantik di mata Allah, toh yang mempercantik kita bukan cuman fisik, tapi perilaku dan otak kita juga. Aku juga masih belajar banget untuk memahami hijab, browsing, dan baca-baca buku itu yang sering aku lakuin sekarang.

With my greater understanding of Islam, insha'Allah, my hijab is going to stay with me for the rest of my life. I now wear my hijab proudly and would feel incomplete without it.

You Might Also Like

0 komentar